Penilaian Hazard
PENGERTIAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi
bahaya adalah suatu usaha untuk mengetahui, mengenal dan memperkirakan adanya
bahaya pada suatu sistem (peralatan, tempat kerja, prosedur, aturan, dll.)
MANFAAT
IDENTIFIKASI BAHAYA
a.
Mengetahui bahaya-bahaya yang ada
b.
Mengetahui potensi bahaya tersebut, baik akibat maupun frekuensi terjadinya
c.
Mengetahui lokasi bahaya
d.
Menunjukan bahwa bahaya-bahaya tertentu telah diberikan perlindungan
e. Menunjukan
bahwa bahaya-bahaya tetentu tidak akan menimbulkan akibat kecelakaan, sehingga tidak perlu diberikan
perlindungan
f.
Analisis lebih lanjut
Kegiatan
identifikasi meliputi :
a.
Mendiagnosa
dan menemukan
b.
Mengenal
proses atau urutan aktivitasnya
c.
Memperhatikan
kemungkinan sebab-sebab dan akibatnya
PENGERTIAN
BAHAYA
Bahaya
adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk menimbulkan cidera pada manusia, kerusakan
pada peralatan / struktur, kerugian material, menurunkan kemampuan / fungsi
tertentu.
Identifikasi
bahaya harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada
potensi bahaya yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Tahapan
identifikasi bahaya secara umum meliputi :
- Pengenalan kegiatan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan tahapan kegiatan tertentu dari serangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi yang menghasilkan atau mendukung satu atau lebih produk jasa;
- Pengenalan bahaya untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan (persiapan, pelaksanaan, penyelesaian) dan akibatnya (kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja);
- Pengukuran potensi bahaya;
- Validasi daftar bahaya yang merupakan tahapan memasukkan setiap sumber bahaya ke dalam suatu daftar bahaya.
Dalam melakukan
tahapan-tahapan identifikasi bahaya ada beberapa metode yang dapat digunakan
(Wachyudi, 2010) :
- Metode Perbandingan, yaitu metode yang membandingkan rancangan terhadap suatu standar atau desain, dan berbentuk seperti daftar periksa (checklist). Daftar periksa menyediakan acuan untuk menentukan potensi bahaya dalam suatu sistem. Daftar ini dikembangkan dari pengalaman atau standard atau hasil analisis tertentu dengan mengumpulkan pengalaman masa lalu dalam suatu daftar tentang apa yang boleh dan apa yang tidak. Daftar periksa berguna saat proses perancangan untuk membantu ingatan dalam mengungkapkan bahaya yang terlupakan.
- Metode fundamental, yaitu metode yang tersusun untuk memotivasi orang yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman mereka dengan tujuan mengidentifikasi bahaya. Yang termasuk dalam metode kelompok ini adalah :
Ø Preliminary
Hazard Analysis (PHA) atau Analisis Bahaya Awal, merupakan suatu sistem atau
metode yang biasanya digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk
identifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses desain (Mannan, 2005). PHA
ditujukan hanya pada tahap awal pengembangan pabrik/ industri/ instalasi.
Informasi yang dibutuhkan untuk dilakukan penelitian adalah kriteria desain,
spesifikasi bahan dan peralatan, dll. Prinsip dari PHA adalah untuk mengidentifikasi
bahaya yang mungkin akan berkembang menjadi kecelakaan. Ini dilakukan dengan
menimbulkan situasi atau proses yang tidak direncanakan atau dimaksud terjadi.
Ini penting untuk melakukan identifikasi bahaya dari awal pada proses desain
bertujuan untuk mengimplementasikan corrective measure pada desain, yang
dikenal dengan manajemen resiko atau reduksi pro aktif. Beberapa deviasi yang
dapat terjadi ditandai dengan isyarat : more of ...; less of ...; nothing of
...; part of ...; both ... and ...; another than ...; opposite direction ...;
later than ....
Ø Hazard
Operability Study (HAZOPS), merupakan metode yang banyak digunakan oleh
industri proses untuk mengidentifikasi bahaya pada tahap desain rekayasa
(Mannan, 2005). Tujuannya untuk menganalisis sistem bagian per bagian dan
menjelaskan bagaimana kondisi ideal suatu sistem bekerja. Langkah awal
dilakukan dengan mendapatkan tinjauan dari sistem berupa gambar teknis atau
informasi lain dari sistem tersebut. Sistem harus dibagi menjadi bagian-bagian yang
dijelaskan pula kondisi ideal dari bagian-bagian tersebut. Pada sebuah sistem,
semua bagian atau subsistem merupakan dependen satu sama lain, dan
ketergantungan ini harus diidentifikasi. Langkah berikutnya adalah melakukan
identifikasi deviasi untuk tiap bagian dari sistem. Untuk membantu
mengidentifikasi deviasi, digunakan guideword. Ketika deviasi teridentifikasi,
maka penyebabnya pun dapat teridentifikasi.
Ø Risk
Based Inspection (RBI), adalah penilaian risiko dan manajemen proses yang
terfokus pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah
penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat
memberikan masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan
pemeliharaan pada perlatan termasuk penganggaran biayanya. Pendekatan RBI
secara kualitatif menyediakan dasar analisis untuk memprioritaskan program
inspeksi berdasarkan risiko.
Ø What-If
merupakan metode identifikasi bahaya awal untuk meninjau desain dengan
menanyakan serangkaian pertanyaan awal yaitu bagaimana-jika (what-if). Analisis
what-if merupakan bagian dari cara checklist, yang kemungkinan merupakan metode
identifikasi bahaya tertua.
Ø Failure
Modes and Effect Analysis (FMEA) atau Analisis Pola Kegagalan dan Akibat, yaitu
metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus kegagalan
dari suatu entitas, penyebabnya, dampaknya, dan hubungan kritikalitas dari
kegagalan (Mannan, 2005). Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi
kegagalan yang mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi.
Ø Fault
Tree Analysis (FTA) dan Event Tree Analysis (ETA) merupakan diagram logika yang
digunakan untuk mewakili masing-masing dampak dari suatu peristiwa dan penyebab
dari suatu peristiwa (Mannan, 2005). Diagram ini juga menyatakan ilustrasi
bebas dari rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang
dapat menimbulkan kerugian. FTA bersifat deduktif dengan memunculkan akibat
untuk mencari sebab, sedangkan ETA bersifat induktif dengan menampilkan sebab
(kejadian awal) untuk mencari akibat (kejadian akhir).
Ø Qualitative
Risk Assessment merupakan pendekatan nilai risiko terhadap suatu sistem dengan
pemberian skor secara kualitatif (iya/ tidak; baik/ buruk; tinggi/ rendah)
terhadap faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadian (Wachyudi,
2010).
Ø Semi-quantitave
Risk Assessment merupakan pengembangan penilain risiko dengan menggunakan suatu
pemodelan untuk kejadian tertentu untuk mendapatkan rate event. Pemodelan
tersebut bertujuan untuk mendapatkan akurasi data berdasarkan informasi awal
yang diolah dengan mempertimbangkan parameter-parameter yang ada (Wachyudi,
2010).
Ø Quantitative
Risk Assessment merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan semua
kejadian sehingga kemungkinan dan akibat dari suatu kegagalan dapat diketahui
secara numerik sehingga mendapatkan tingkat risiko yang cukup akurat (Wachyudi,
2010).
Komentar
Posting Komentar